Dicky Efendi Halo! Saya Dicky Efendi, founder dari Adopta Hunter. Saya lulusan dari "Pesantren Sintesa" angkatan 9 tahun 2019/2020. Follow ig @dkyefendi

5 Game Haram di Indonesia Menurut Fatwa MUI

Game Haram di Indonesia

Istilah game haram di Indonesia muncul setelah lembaga Islam tertinggi di Indonesia mengeluarkan fatwa. Isi dari fakta tersebut adalah merekomendasikan beberapa game atau permainan untuk tidak dimainkan. Alasannya sebagian besar adalah sifat destruktif mental dari game.

Meski sering dianggap haram, sebagian besar orang tetap memainkan. Apalagi game tersebut memang dikenal sangat seru sehingga bisa digunakan sebagai hiburan ketika senja. Berikut beberapa game yang dianggap haram di Indonesia selengkapnya.

Daftar Game Haram di Indonesia

Game haram atau terlarang yang ada di Indonesia jumlahnya cukup banyak. Sebagian besar adalah game yang berhubungan dengan kekerasan seperti aksi tembak-menembak atau saling membunuh.

Berikut daftar selengkapnya.

#1. Call of Duty

Call of Duty

Game tembak-tembakan dengan konsep FPS ini awalnya hadir untuk versi PC. Namun seiring dengan berjalannya waktu juga hadir pada versi mobil sehingga Semua orang bisa memainkannya dengan lebih mudah termasuk mereka yang masih anak-anak.

Karena berjenis game pertarungan, beberapa lembaga tidak menyerankan memainkan permainan ini, bahkan beberapa melarangnya. Itulah kenapa game ini dianggap haram, meski untuk mereka yang sudah dewasa tidak masalah untuk memainkannya. Apalagi game ini memiliki gameplay yang menarik dan sangat seru.

#2. Clash of Kings

Clash of Kings

Game yang dianggap merusak selanjutnya adalah  Clash of Kings. Game ini berjenis strategi karena kamu akan memiliki semacam kerajaan yang akan tumbuh menjadi besar dan akhirnya harus melakukan penyerangan ke pihak lain.

Karena mengusung strategi peperangan ini lah game dianggap tidak sesuai untuk anak-anak. Itulah kenapa game ini dianggap haram.

TRENDING:   5 Game N64 Terbaik Sepanjang Masa | Bikin Nostalgia!

#3. Free Fire

Free Fire

Free Fire sering dianggap sebagai permainan yang berbahaya oleh sebagian besar masyarakat. Ini bisa terjadi karena sebagian besar dari gameplay memuat konten kekerasan seperti saling menembak atau membunuh. Bagi sebagian besar orang hal ini bisa mengganggu mental.

Itulah kenapa game ini dianggap haram oleh MUI atau sebagian besar organisasi pendidikan. Anak-anak yang belum dewasa dilarang memainkan game ini karena mereka masih belum memiliki kesadaran yang cukup tinggi. Dikhawatirkan mereka akan meniru permainan seperti di dunia nyata.

#4. PUBG (Playerunknown’s Battleground)

PUBG

PUBG berjenis battle royale sehingga pemain harus bertahan hidup dengan yang dulu pemain lainnya. Pada saat permainan selesai, orang yang mampu membunuh banyak pemain lain akan keluar sebagai pemenang dan mendapatkan hadiah.

Permainan ini menggunakan senjata seperti senapan dan juga bisa untuk bertahan hidup. Karena menunjukkan adegan saling tembak dan membunuh inilah ini dianggap terlarang atau pun haram.

#5. Mobile Legends : Bang Bang

Mobile Legends

Game haram di Indonesia selanjutnya adalah Mobile Legends. Secara umum game ini sedikit berbeda dengan game peperangan yang sudah dibahas sebelumnya. Meski demikian konten ini dianggap tidak sesuai karena masih memperlihatkan adegan bertarung dari berapa orang.

Mobile Legends adalah permainan dengan konsep MOBA. Setiap grup akan berisi 5 orang yang terdiri dari tokoh apa hero yang berbeda-beda. Kekuatan atau skill yang dimiliki Hero tersebut bisa dikolaborasikan agar bisa memenangkan pertandingan dari awal hingga akhir.


Game haram di Indonesia memang tidak dianjurkan untuk dimainkan oleh sebagian besar ulama. Selain itu beberapa etika Thor juga tidak menyarankan anak-anak memainkan game ini sebelum mereka benar-benar dewasa. Sayangnya anak muda khususnya sekolah secara diam-diam memainkan game tersebut.

TRENDING:   Daftar 12 Game PC Buatan Indonesia Terbaik Sepanjang Masa

Sebenarnya game jenis apapun tidak masalah untuk dimainkan. Yang paling penting adalah orang tua atau yang sudah dewasa bisa memberikan edukasi agar bisa bermain game sesuai dengan kebutuhan saja. Jadi game tidak menjadi prioritas dan akhirnya mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Dicky Efendi Halo! Saya Dicky Efendi, founder dari Adopta Hunter. Saya lulusan dari "Pesantren Sintesa" angkatan 9 tahun 2019/2020. Follow ig @dkyefendi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.